Akhlak Nabi Menjamu Tamu - Hari Raya Idul Fitri adalah saat yang tepat untuk bersilaturahim. Di hari itu, akan banyak saudara, handai taulan, dan tetangga berkunjung. Kalau begitu, bagaimana akhlak yang islami memuliakan tamu ? Berikut cara Rasulullah Saw menyambut tamu.
Ilustrasi Bertamu ( Foto @U-Report ) |
Sudah menjadi tradisi bahwa ketika datang Hari Raya Idul Fitri, semua umat Islam berduyun - duyun silaturahim ke handai taulan, keluarga, dan teman. Islam mengajarkan kita agar berusaha menyambut tamu dengan baik. Sebagai hadis rasul, "Barang siapa memberi makan saudaranya hingga kenyang dan memberinya minum sehingga segar, maka Allah menjauhkannya dari neraka dengan tujuh parit yang antara dua parit itu perjalanan lima ratus tahun," (HR Thabrani ). Kalau begitu, bagaimana caranya menjamu tamu ? Beriku nasihat Rasulullah Saw :
BERILAH MAKANAN
Dalam hadis ditegaskan, Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia memuliakan tamunya," (Muttafaq Alaih).
Bahkan, ketika Rasul tidak mempunyai apa - apa untuk disajikan, beliau rela meminjam untuk memberi sajian kepada tamunya. Abu Rafi'maula (bekas budak), Rasulullah berkata bahwasanya singgah eorang tamu pada Rasulullah Saw, maka beliau bersabda, "Katakanlah kepada Fulan, seorang Yahudi, 'Seorang tamu singgah padaku, maka pinjamilah saya sesuatu dari tepung (gandum) sampai bulan Rajab". Lalu orang Yahudi itu berkata, "Demi Allah saya tidak meminjami beliau kecuali dengan jaminan." Lalu Saya memberitahukannya maka beliau bersabda, "Demi Allah aku adalah orang yang dipercaya di langit, orang yang dipercaya di bumi. Dan seandainya ia meminjami aku niscaya aku menunaikannya. Bawalah baju besiku dan gadaikanlah di sisinya !" (HR Ishaq bin Rahawih).
DIPERCEPAT
Salah satu bentuk memuliakan tamu adalah dengan menyajikan makan secepat mungkin. Seperti nasihat Rasulullah melalui sebuah hadis, "Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia memuliakan tamunya."
Jika kita memberi makan tamu, berikan makanan yang terbaik dan lezat yang kita punya, setidaknya tidak lebih buruk yang kita makan.
DAHULUKAN BUAH
Lalu, menu apa yang kita dahulukan untuk tamu kita ? Menu yang sebaiknya didahulukan untuk tamu adalah buah, jika memang kita memilikinya. Disebutkan dalam Alquran. "Dan buah - buahan dari apa yang mereka pilih," (QS Al Waqi'ah (56) : 20).
Imam Ghazali menjelaskan, urutan itu lebih tepat karena buah - buahan itu cepat diproses oleh pencernaan.
SAJIKAN DAGING
Setelah buah - buahan, maka boleh menyajikan daging dan roti dicampur kuah. Nabi Muhammad Saw bersabda, "Keutamaan Aisyah atas wanita - wanita lain adalah seperti keutamaan roti campur kuah daging (tsarid) atas seluruh makanan," (HR Tirmidzi).
Menyajikan jenis yang paling halus sehingga orang dapat menyempurnakannya dan tidak memperbanyak makan sesudahnya.
JANGAN BURU - BURU
Ketika tamu baru saja menyelesaikan makanannya, jangan buru - buru diambil piringnya. Tunggu dulu beberapa saat, setidaknya menunggu tamu mengangkat tangannya dari makanan tersebut.
SEMUA KEBAGIAN
Jika tamu kita banyak jangan sampai ada salaj satu yang tidak kebagian. Tapi, juga jangan terlalu berlebihan. Ibnu Mas'ud berkata, "Kami dilarang untuk memperkenankan undangan orang yang bermegah - megah dengan makanannya." Oleh karena itu, tidak pernah kelebihan makanan itu diangkat dari hadapan Rasulullah karena mereka tidak menyajikan kecuali menurut kadar kebutuhan padahal mereka makan dengan tidak terlalu kenyang.
Nah, itulah sobat mengenai Akhlak Nabi kala menjamu tamu dirumah Beliau, Setelah mengetahui kebaikan ini tentunya jangan biarkan postingan ini berlalu begitu saja tanpa adanya share terlebih dahulu dari sobat semuanya :) Terima Kasih
0 Response to "Akhlak Nabi Menjamu Tamu"
Posting Komentar