Memusuhi Ibu, Anak Berakhir Mati Tragis - Ramadan dan Idul Fitri adalah momen yang tepat untuk menyambung tali silaturahim. Sesibuk apa pun, sempatkan mengunjungi orang tua, kerabat, dan sanak saudara dan meminta maaf kepada mereka. Sebagai pelajaran, ada kisah akibat memutus silaturahim, musibah pun menyapanya berulang kali hingga merenggut nyawanya dengan tragis.
Ilustrasi Kasih Sayang Orang Tua Kepada Anak Menjadi Sebuah Inspirasi Dan Motivasi ( Foto @U-Report ) |
Suyati (43) adalah seorang Ibu rumah tangga dengan dua anak. Warga asli Pedurenan, Jakarta Selatan ini sehari - hari membantu sang suami untuk mengerjakan pesanan desain seragam dari beberapa pelanggannya. Tetapi usahanya itu sudah tidak berlanjut karena ia sudah meninggal dunia. Ledakan tabung gas elpiji beberapa tahun silam telah merenggut nyawanya.
Namun, sebelum musibah tragis yang merenggut nyawanya itu, sekitar pertengahan 2010, wanita itu lebih dulu dihantam musibah demi musibah. Dia mengalami kecelakaan yang sangat hebat. Beruntung Allah masih memberikan umur panjang. Motor yang dikendarai ditabrak oleh truk yang mengangkut pasir. Warga menengarahi, musibah - musibah itu merupakan teguran kepada Suyati karena telah memutus hubungan silaturahim dengan ibu dan saudaranya yang lain.
Asih, tetangga sebelah Suyati, menceritakan, awal kejadian itu saat Suyati hendak menjemput anaknya yang bersekolah di daerah Mampang Prapatan, Jakarta Selatan. Seperti biasanya, dengan mengendarai sepeda motor, ia pun melintas di jalan protokol. Tiba - tiba dari belakang sebuah truk melaju dengan kecepatan tinggi. Entah apa yang terjadi saat itu, truk itu menghantam motornya. Suyati pun tak sadar akan apa yang terjadi. Ia hanya tahu ketika tubuhnya sudah tergeletak dengan penuh luka.
"Katanya sih motornya hancur dihantam sama truk itu," jelas Asih.
Akibat kecelakaan itu, ia pun dilarikan ke RSCM Jakarta Pusat. Bukannya sadar akan teguran Allah tersebut, Suyati tetap memegang egonya, tak mau memperbaiki hubungannya dengan sang ibu dan saudara - saudaranya. Terbukti, saat keluarganya menjenguk ke rumah sakit, Suyati tak menggubris sedikit pun. ia justru memilih berbincang dengan tetangga lainnya.
"Malah ibunya yang minta maaf sama dia. Tapi, dianya (Suyati) tetap begitu, kayaknya dia benci banget sama ibunya," beber Asih lagi.
Belum sampai setahun lamanya, Suyati kembali mendapat musibah. Dia ditipu oleh seseorang hingga rugi sampai ratusan juta.
"Mungkin sudah wataknya Bu Suyati yang seperti itu. Sudah hampir tiga tahun Bu Suyati tak pernah berkunjung silaturahim ke saudaranya, apalagi ke ibunya," kata Asih.
MUSUHI KELUARGA
Musibah itu masih saja menjadi bahan pembicaraan warga sekitar. Sebenarnya perilaku keluarga Suyati terbilang cukup baik dengan tetangga. Tapi entah mengapa hubungan dengan sanak saudara begitu renggang.
Tetangganya juga heran dengan tali silaturahim di antara keluarga Suyati. Bukannya saling asah dan saling asuh, hubungan di antara keluarga mereka sering diwarnai percekcokan, terlebih dengan ibu kandungnya sendiri.
Pernah suatu ketika, sang ibu datang menjenguknya. Tapi, bukannya disambut dengan senyum dan keramahan, Suyati justru membentak wanita yang telah melahirkannya itu.
"Suaranya keras sekali, banyak yang dengar," kata salah seorang tetangganya yang enggan disebutkan namanya.
Warga pun penasaran dan berusaha ingin tahu. Mereka takut Suyati cekcok dengan orang lain. ternyata, begitu tahu yang dimarahi adalah ibunya sendiri, warga pun tak mau ikut campur.
"Mau gimana lagi, itu kan urusan mereka," tambah warga lainnya membenarkan.
Sungguh berbalik, kepada warga sekitar, keluarga Suyati benar - benar sangat peduli dan menghormati. Itu yang menyebabkan warga lain merasa santun kepada keluarganya. DI sisi lain, kepada keluarganya sendiri, Suyati begitu benci dan menebar permusuhan.
"Kabar - kabarnya sih sudah lama tuh mereka pada betengkar," ucap warga lain menimpali.
"Kayaknya sih masalah duit warisan," ucap seorang ibu sambil berbisik.
PESAN MAAF
Akhirnya, di penghujung tahun 2010, ia kena musibah hingga menyebabkan kematiannya yang memilukan. Suyati menghembuskan nafas terakhir setelah dirinya dirawat di rumah sakit akibat terkena ledakan tabung gas elpisi. Siang itu tak ada yang mengira jika Suyati akan pergi untuk selamanya.
Seperti biasanya, jika suami sudah berangkat bekerja dan kedua anaknya berangkat kuliah, Suyati lantas memasak untuk hidangan sore hari. Entah firasat apa yang dirasakan oleh Suyati, tiba - tiba terdengar suara ledakan yang sangat keras. Tubuh Suyati pun terhempas sampai keluar pintu rumahnya. Warga sekitar berhamburan menyaksikan ledakan hebat yang terjadi. Tanpa banyak kata, warga langsung melarikan Suyati ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan. Dokter memvonis jika Suyati mengalami luka bakar 95% di sekujur tubuhnya.
Sungguh sayang, takdir Allah SWT berkata lain, nyawa Suyati tak bisa diselamatkan. Di akhir kepergiannya, Suyati sempat berpesan kepada warga yang mendampingi dirinya agar menyampaikan pesan permohonan maaf bagi ibunya dan semua saudaranya. Memang saat itu sanak saudara Suyati kala itu belum juga datang untuk melihat kondisi Suyati. Sesaat setelah datang, keluarganya sangat tidak menyangka kepergian Suyati. Padahal dari keluarga sendiri tak ada yang membenci Suyati. Mengapa lantas Suyati sangat membenci bahkan memutuskan tali silaturahim ? Usut punya usut hal itu terjadi karena masalah harta warisan keluarga. Keluarganya menceritakan kepada tetangganya saat itu.
Sungguh malang nasib Suyati. Di akhir hayatnya, ia tak sempat mengucap maaf kepada sang ibu yang selama ini dizaliminya. Dari kejadian musibah yang menerpa Suyati, ada hikmah yang bisa kita petik, yakni jangan sampai memutuskan tali silaturahim dengan keluarga. Memang tidak ada yang mengetahui apakah benar musibah yang selalu menimpa Suyati adalah buah dari kebenciannya terhadap ibunya sendiri.
"Abu Ayyub Al Anshari Ra berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda, 'Tidak dihalalkan bagi seorang muslim memusuhi saudaranya lebih dari tiga hari sehingga jika bertemu saling berpaling muka, dan sebaik - baik keduanya ialah yang mendahului memberi salam'," (HR Bukhari).Nah, Usai membaca kisah Suyati di atas jangan lupa ya sobat untuk memberikan share dan juga komentarnya semoga bisa bermanfaat untuk yang lainnya :) Terima Kasih
0 Response to "Memusuhi Ibu, Anak Berakhir Mati Tragis"
Posting Komentar